Senin, 12 Januari 2015

Kampung Cina & Fantasy Island, Cisarua Bogor

      Late post,, oops sudah hampir 1 tahun what!!!!!.. Kembali lagi kawan dengan cerita-cerita nggak penting saya hehehe.. (tapi buat saya penting lho tetep narsis mode on…. :P). kali ini saya mau bercerita tentang perjalanan saya di kampung cina dan Fantasy Island. Sebenarnya sih bisa nyampai sini gara-gara ikut nganterin murid-murid saya dari TK Al Basyir yang habis manasik haji tahun ini.
    Mari lihat foto-foto lucu murid-murid saya pakai baju ihram. Mereka antusias sekali lho saat menjalankan segala ritual ibadah walaupun pura-pura J tapi itu yang membuat saya tambah salut sama mereka. Di tengah terik panas siang itu mereka tetap semangat lho!!!! Keep fighting dear all my student, I love you so much. Semoga kita semua nantinya bisa melakukan perjalanan ibadah yang sesungguhnya dan sebenarnya di Baitullah Makkah Al Mukarromah aamiin. nih foto2 lucu mereka..


saya ikut nampang di belakang :P


Ibu kipas-kipasin ya nak *.*


   Setelah melakukan serangkaian perjalanan ibadah dari thawaf, sai, dll akhirnya rombongan melanjutkan safarinya ke kampung cina dan fantasy island. Sebenarnya tempat ini cukup bagus untuk menjadi destinasi wisata lho buat kamu-kamu yang mau jalan bareng temen atau keluarga. Wahana permainan di kawasan ini lumayan banyak dan objek-objek yang bisa dijadikan background foto banyak yang menarik juga kok. Yuk langsung aja lihat foto-foto yang empunya blog ya.


with Dino :D


with Elephant n mb' wati


Tetep chibi ^.^


Backgroud Istana


Innocent Girl






Rabu, 07 Januari 2015

Kalimat Kondisional Bahasa Arab dalam Novel 'Ushfuur Min Al Syarq

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang dalam menjalani kehidupan sehari-harinya selalu berinteraksi dengan manusia yang lain untuk mencapai tujuannya. Bahasa merupakan salah satu alat yang digunakan manusia untuk mengungkapkan maksud dan tujuan dalam diri mereka kepada manusia yang lain. Salah satu karakteristik yang menempel dalam semua bahasa di dunia ini adalah bahasa mempunyai tingkatan satuan bentuk kebahasaan, mulai tingkatan atau tataran bunyi sebagai tataran terendah sampai tataran tertinggi yaitu wacana (Asrori, 2004: 9).
Salah satu kajian dalam kebahasaan adalah Sintaksis. Sintaksis adalah cabang linguistik yang mempelajari hubungan antar kelompok kata (frasa) dalam satuan dasar sintaksis yang disebut kalimat (Verhaar, 1992: 70, lihat juga Kentjono, 1990: 53). Beberapa pembahasan menarik yang terdapat dalam ruang lingkup sintaksis adalah klausa dan kalimat. Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtutan kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya, di dalam kontruksi itu ada komponen berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai predikat; dan yang lain berfungsi sebagai subjek, objek, dan keterangan (Chaer, 2007: 231).
Kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa dan dilengkapi dengan konjugasi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi final (Chaer, 2007: 240). Berdasarkan jumlah klausanya, kalimat terbagi menjadi dua bentuk yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari satu klausa bebas tanpa klausa terikat (Keraf, 1980: 151) sedangkan kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas.
Berkenaan dengan sifat hubungan klausa-klausa di dalam struktur kalimat majemuk, maka kalimat majemuk terbagi menjadi dua yaitu kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Ada dua cara menghubungkan klausa-klausa bebas dalam sebuah kalimat majemuk, yaitu dengan koordinasi dan subordinasi (Alwi et al, 1998: 386 – 390). Salah satu bentuk konstruksi kalimat bahasa Arab yang merupakan kalimat majemuk hubungan subordinasi adalah جملة شرطية / jumlat-un syarthiyat-un / ‘kalimat kondisional atau pengandaian’.
Haywood (1962: 290) mendeskripsikan kalimat kondisional adalah kalimat yang terdiri dari sebuah kontruksi yang terdiri atas protasis dan apodosis. Protasis yaitu kalimat yang menyatakan sebuah kondisi atau   شرط / syarth-un / sedangkan apodosis yaitu kalimat yang menyatakan jawaban atau hasil dari sebuah kondisi atau جواب الشرط / jawaab-u al-syarth-i /  dimana kalimat ini akan mengekspresikan sesuatu yang akan ditimbulkan oleh kondisi (klausa syarat) yang telah disebutkan sebelumnya.
Contoh kalimat kondisional dalam bahasa Arab yaitu:
1.      menggunakan penanda syarat  لو  / Lau /
لو كنت ملكا حكمت بعدالة
/ Lau kun-ta malik-an hakam-tu bi’adaalat-i /
‘Seandainya aku bisa menjadi raja, maka aku akan menerapkan hukum dengan seadil-adilnya.’
            Contoh (1) adalah kalimat kondisional berstruktur verba perfektif (fi’il maadhi) baik dalam protasis maupun apodosis. pada protasis لو كنت ملكا dan pada apodosis حكمت بعدالة  verba keduanya merupakan verba perfektif (fi’il maadhi).
2.      menggunakan penanda syarat إن /  In /
إن رفضوا فلا ينجحون
/ In rafadh-uu fa laa ya-njahuu-na /
‘Jika mereka memberontak, maka mereka tidak akan sukses’.
            Contoh (2) adalah kalimat kondisional berstruktur verba (fi’il) pada protasis إن رفضوا  dan verba pada apodosis فلا ينجحون, verba pada protasis merupakan verba perfektif (fi’il maadhi), sedangkan verba pada apodosis berupa verba imperfektif (fi’il mudhaarri’ ) yang didahului oleh partikelف  / fa dan  لا /  laa /
3.      menggunakan penanda syarat   إذا / Izaa /
إذا طلعت الشمس طلع النهار
/ Izaa thala’a-t al syams-u thala’-a al nahaar-u /
‘Jika matahari telah terbit, maka hari akan mulai berlangsung’.
     Contoh (3) adalah kalimat kondisional berstruktur verba (fi’il) pada protasis إذا طلعت الشمس dan verba pada apodosis طلع النهار, keduanya merupakan verba perfektif (fi’il maadhi)
Dalam beberapa contoh di atas,  penulis melihat adanya beberapa perbedaan makna yang terkandung pada tiap pola yang dimiliki oleh kalimat kondisional bahasa Arab. Makna – makna tersebut meliputi dapat dan tidak dapatnya kondisi pada klausa syarat yang sangat berimplikasi dengan terjadinya klausa utama.
 Selanjutnya adanya hubungan-hubungan makna yang timbul adalah sebagai akibat pertemuan antar satuan bahasa yang menjadi unsur pembentuk kalimat kondisional Arab baik itu pemilihan أدواة الشرط / adawaa-t al syarth-i / yang menghubungkan dua klausa, klausa kondisi pengandaian  شرط / syarth-un / protasis dan klausa jawaban  جواب / jawaab / apodosis ”.
Dalam bahasa Inggris, Sokah (1980) menyatakan kalimat kondisional disebut juga conditional sentences yang dapat dinyatakan dalam tiga tipe yaitu (a) kalimat kondisional terbuka (open condition), (b) kalimat kondisional dugaan yang tak mungkin (improbable, unlikely), dan (c) kalimat kondisional yang mustahil.
Berikut ini akan dipaparkan beberapa contoh pola kalimat kondisional dalam bahasa Inggris:
a.       If  I  have time, I will go to Dian’s school (jika aku punya waktu, Aku akan pergi ke sekolah Dian).
b.      If I had time, I would go to Dian’s school (jika aku punya waktu, Aku akan pergi ke sekolah Dian).
 Berdasarkan dua kalimat di atas, terlihat perbedaan yang mendasar pada kalimat (a) dan (b). Jika pada protasis kalimat (a) terdapat I have time yang merupakan Present Tense atau kata kerja dalam bentuk sekarang sedangkan klausa utama yaitu sebuah kalimat jawaban I will go to Dian’s school yang merupakan Future Tense atau kata kerja dalam bentuk masa depan. Klausa utama akan mungkin terjadi jika syaratnya terpenuhi (hipotetis). Dengan kata lain, peristiwa ‘pergi’ dalam ‘I will go’ akan terlaksana jika ada ‘waktu’ dalam ‘if I have time’
Pada kalimat (b) keinginan ‘pergi ke sekolah Dian’ sudah tidak mungkin terjadi karena kenyataan saat ini ‘aku tidak punya waktu’. Hal ini tercermin dari klausa utama dalam kontruksi kalimat tersebut yang merupakan bentuk Past Future Tense atau kata kerja bentuk lampau yaitu I would go dan  klausa syaratnya yang merupakan bentuk Past Tense ‘if I had  time’.  Bentuk kalimat dalam tipe ini merupakan kalimat khayalan atau dugaan (imajinatif) yang tidak mungkin terjadi sekarang, tapi kemungkinan hasilnya dapat dikhayalkan atau diperkirakan jika syaratnya terpenuhi.
Dari berbagai keterangan di atas bisa kita lihat bahwa kalimat kondisional adalah kalimat yang membahas implikasi faktual dan atau situasi hipotetis beserta konsekuensinya, Sehingga bisa diperoleh dua jenis hubungan, yaitu: hubungan kondisional hipotetis dan imajinatif.
Hubungan hipotetis pada sebuah proposisi yaitu adanya sebuah kebenaran yang dinyatakan pada sebuah syarat tertentu (Mundiri, 2010: 69).  Pada proposisi hipotetis, penanda kondisionalnya adalah “jika, apabila, atau manakala, yang kemudian dilanjutkan dengan “maka”, meskipun yang terakhir ini sering tidak dinyatakan. Penanda pada proposisi hipotetik berfungsi menghubungkan dua buah pernyataan, contoh: Jika permintaan bertambah maka harga akan naik. “permintaan bertambah” sebagai pernyataan pertama disebut sebab atau antecedent dan “harga akan naik” sebagai pernyataan kedua disebut akibat atau konsekuen (McCall, 1966: 61).
     Memperhatikan beberapa contoh dan latar belakang mengenai kalimat kondisional di atas,  maka tampak adanya  beberapa jenis bentuk dan makna yang berbeda dalam setiap kalimat kondisional bahasa Arab, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul: “KALIMAT KONDISIONAL BAHASA ARAB DALAM NOVEL USHFUUR MIN AL-SYARQ”.
1.2  Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian 1.1 latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1.      Bagaimana bentuk kalimat kondisional yang terdapat di dalam novel  Ushfuur min al-syarq.
2.      Apa sajakah makna dari penggunaan setiap kalimat kondisional yang terdapat di dalam novel Ushfuur min al-syarq?

1.3  Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis akan membatasi ruang lingkup penelitian supaya tidak terjadi pelebaran masalah yang tidak diinginkan yaitu dimulai dari mengambil semua kalimat kondisional dalam novel Ushfuur min al-syarq  kemudian akan disingkronkan dengan novel terjemahannya Burung Pipit dari Timur sebagai korpus data yang sesuai dengan kebutuhan peneliti
Kalimat kondisional yang akan dianalisis oleh penulis dibatasi pada kalimat dengan penanda  شرط / syarth-un  / protasis لو  / lau /, إن  / in /, dan إذا  / izaa /  yang memiliki makna hipotetis dan imajinatif.

1.4  Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan  adanya bentuk dan kandungan makna dari berbagai jenis kalimat kondisional yang berbeda pada bahasa Arab dalam novel  Ushfuur min al-syarq.

1.5  Manfaat Penelitian
Penulis berharap penelitian ini bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut:
a.       Memberikan informasi terkait bidang sintak-semantik kalimat kondisional bahasa Arab.
b.      Menambah kajian mengenai bidang linguistik bahasa Arab.
c.       Menjelaskan beberapa jenis dan makna kalimat kondisional pada bahasa Arab sesuai penanda syarat yang digunakan.

1.6  Metodologi Penelitian
1.6.1 Korpus Data dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang diambil penulis dalam skripsi ini yaitu semua kalimat kondisional yang memuat partikel  لو / lau /, إن  / in /, dan إذا  / izaa /  pada novel Ushfuur min al-syarq  karya Taufiq El Hakim (2003) yang berisi 192 halaman dan diselaraskan dengan novel terjemahan berbahasa Indonesia berjudul Burung Pipit dari Timur, namun fokus penelitian akan lebih mengarah kepada karya berbahasa Arab.
Tehnik pemerolehan data dilakukan penulis melalui pengamatan langsung (observasi) pada sumber data yaitu novel Ushfuur min al-syarq . Berikutnya, mengelompokkan kalimat tersebut berdasarkan masing-masing penanda syarat dengan maknanya. Pada tahap terakhir, penulis menganalisisnya secara sintak semantik berdasarkan kerangka teori sesuai dengan tema penelitian.
1.6.2 Metode Penelitian
Penelitian ini berbentuk penelitian kepustakaan (Library Research). Dalam penelitian ini, Untuk memudahkan dan membantu penulis, maka diperlukan sebuah metode. Metode yang penulis pilih adalah metode analisis deskriptif. Pengertian dari metode deskriptif menurut Sugiyono (2005: 21) adalah: “Metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.” Lebih lanjut hasil analisis akan penulis paparkan dalam bentuk narasi.

1.7  Sistematika Penulisan
Penelitian ini ditulis dalam lima bab, dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, ruang lingkup dan pembatasan masalah, metode penelitian, tujuan penelitian, serta manfaat penelitian secara garis besar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi uraian mengenai penelaahan teoritis dari studi kepustakaan terhadap analisis deskriptif dan bacaan lainnya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian tentang adanya hipotesis dalam kalimat kondisional bahasa Arab.
           
BAB III KERANGKA TEORITIS           
Bab ini berisikan tentang rancangan teori-teori yang menyangkut dengan kalimat kondisional bahasa arab, unsur-unsur pembentuknya, dan makna yang terkandung di dalamnya.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi dua bagian, yaitu bagian pertama membahas deskriptif objek penelitian yang mengklasifikasikan beberapa bentuk dan variasi kalimat kondisional bahasa Arab, menguraikan unsur-unsur pembentuk kalimat kondisional bahasa Arab seperti beberapa أدواة الشرط / adawaa-t al syarth-i / dan kontruksi kalimat yang terdapat pada protasis dan apodosis serta kandungan setiap makna dalam penggunaan kalimat kondisional bahasa Arab.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN                 
Bab ini berisikan tentang ringkasan hasil analisis dan evaluasi data yang menjelaskan tentang kesimpulan dan saran-saran untuk penelitian selanjutnya yang ada hubungannya dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. 

Untuk Bab II, Bab III, Bab IV, dan Bab V to be continue or hubungi saya lebih lanjut hehehe *.+ 


Selasa, 06 Januari 2015

Welcome 2015 & Bye Bye 2014 ^.^

       


        Good bye 2014,, cepat sekali waktu berganti. Tak terasa 365 hari kemarin telah kita lalui kawan-kawan, dan malam ini saya menikmati sedikit suasana berbeda di malam pergantian tahun karena saya merayakannya di kampung halaman saya sendiri (Paciran). Sudah empat atau bahkan lima tahun sejak 2009 lalu saya merayakan pergantian tahun di Jakarta. Setiap pergantian tahun walaupun saya tinggal di kota yang katanya ibu kota Negara Indonesia, namun tak pernah sekalipun saya ikut-ikutan acara-acara kembang api, konser atau apalah seremoni lainnya, paling-paling saya habiskan malam itu dengan menonton acara-acara TeVe dan setelah itu pastinya molor (kebiasaan).

       Malam paling berkesan menurut saya, mungkin pergantian tahun 2011 ke 2012, malam itu saya ikut acara silaturrahim dengan bakar-bakar ayam di rumah soulmate saya yang sekaligus tetangga jauh sekaligus teman kuliah yaitu Nitung alias Rahma Nita Fauziah. Acara sederhana itu digelar di halaman rumah nitung. Waktu bakar-bakar itu sih lamanya minta ampun ditambah apinya susah banget nyalanya huffttt… tapi makannya mah cepeeeeetttt. Tidak cuma aku dan nitung doang ya sodara-sodara yang ada dalam acara ini, waktu itu kalo nggak salah ada Aik, Ana, Atun dan gerombolannya (sorry nggak apal satu-satu hehehe) lalu disusul juga sama mpok Abadiah yang malam itu datang dianterin sama yayangnya bang Dodoy (sekarang sudah SAH jadi suami istri horeeee).

     Mendekati pukul 00.00 kami bertiga (Ima, Nita alias Nitung, dan Abadiah) buru-buru lari ke tengah lapangan kompleks perumahan Nitung untuk menyaksikan gemerlap kembang api dan petasan yang sengaja dinyalakan oleh para orang banyak duit (menurut saya sih). Di tengah suasana gerimis nan romantis dan indahnya gelap langit yang berhiaskan kerlap-kerlip kembang api malam itu kami bertiga berpelukan haru, bersyukur bisa bersama malam itu walau tanpa anggota grup Geng-Gong yang lain (Ema dan Fitri). Kami satu persatu mengucapkan beberapa harapan-harapan yang sekarang sih saya udah agak-agak lupa hahaha eitsss…. Tapi saya masih  inget satu, semoga kita bisa sukses lulus kuliah sama-sama.  



Ket : Nita, Abadiah, Ima



Ket : Abadiah, Nita, Ima

        Setelah bahas sana-bahas sini mengenai pergantian malam tahun baru, kini saya mau ngomongin sedikit tentang 2014. Tahun 2014 kemarin adalah tahun penuh pilihan untuk saya. Pilihan pertama adalah untuk menetapkan siapa yang bakal jadi jodoh lahir batin saya, seseorang yang bisa menjadi imam saya, mengajak saya bersama-sama mengarungi bahtera hidup yang sementara di dunia yang fana ini agar mampu meraih cinta dan ridha sang Illahi Rabbi. Pilihan kedua adalah untuk meninggalkan kota Jakarta dan kembali ke tanah kelahiran saya tercinta dan hidup menetap disana. Finally inilah saya sekarang, 1. Istri sah dari seorang laki-laki yang saya cintai dan tentu saja mencintai saya M. Saifuddin dan 2. Guru di sebuah lembaga pendidikan di yayasan almamater saya dulu, tepatnya di SMPM 25, SMK-TI M 11, MAM 02 Pondok Modern Muhammadiyah Paciran Lamongan Jawa Timur.


       Over all thank a lot to Allah SWT for gave me a life that I have so I’m Happy n’ Proud of it Now. Welcome 2015 I wish I can be the kindly person n’ useful women to the other, a better servant to Allah SWT, a better daughter to my parent’s, a better wife to my husband, a better mother to my baby aaamiiiiin ya Rabb al aalamiin :)  a better sister to my brother n sister, a better teacher to my all of student’s. Aamiiin.