Senin, 24 September 2012

Me and my Soulmate

this picture just want to describe how I feel glad having bestfriend like you..




at Banten


we are in jas almamater


white and purple


at Ma'mal Lughah




L.F.E.O.T


Rabu, 19 September 2012
                Pengalaman itu kudapat lagi, hari ini belajar memang tak selamanya harus duduk manis di kelas atau diam mendengarkan Bapak/ Ibu guru yang baik hati dan tidak sombong menerangkan materi panjang lebar kesana kemari,, yups ngumpul bareng teman-teman baru dengan perbincangan seru mengenai isu-isu politik yang nggak aku ngerti sama sekali. (Kantin FISIP UIN Jakarta dari pukul 08:40 s/d 10:45).


                Bertemu orang baru itu kadang menghasilkan sesuatu yang tak terduga lho. Awalnya cuma cerita-cerita tentang  pribadi masing-masing namun dari situ jadi belajar bagaimana seharusnya kita menyikapi berbagai masalah yang kita hadapi. Salah satu contoh, seseorang sebut saja A namanya, dia berasal dari sebuah daerah di Jawa Timur tepatnya Sidoarjo, dia memiliki 3 saudara yang dalam satu waktu harus masuk rumah sakit gara-gara berbagai masalah kesehatan yang mereka alami. Kakak pertamanya terserang gagal ginjal, kakak keduanya hampir stroke, dan yang ketiga paru-paru. Si A tetap sabar menunggui mereka di rumah sakit, coba bayangkan padahal seharusnya dia balik ke ibukota secepatnya untuk melanjutkan kuliahnya yang sudah menginjak tahun ke-6.
To Be Continue..

Kuning

aku suka kuning..
entah kenapa..
walaupun kadang2 masih nggak percaya,,
kalo ternyata..
yellow I'm Lovin it


topi miring sebelum berangkat NASDEM



before going to the campus


with my beloved sister



KEBUTUHAN DAN TANTANGAN (REALITAS DUNIA) SASTRA ARAB


KEBUTUHAN DAN TANTANGAN (REALITAS DUNIA)
SASTRA ARAB
Ima Febriyanti
Mahasiswa Sastra Arab 2009 Universitas Al Azhar Indonesia

Diikutsertakan dalam lomba Esai di Fakultas Ilmu dan Budaya Universitas Indonesia

Pembahasan  mengenai bahasa merupakan salah satu kajian yang menarik karena bahasa merupakan penghubung antar dua manusia yang saling berkomunikasi, seperti yang kita ketahui bersama bahwa bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi yang bersifat mana-suka (arbitrer) yang dipakai oleh anggota-anggota masyarakat untuk saling berhubungan dan berinteraksi. Bahasa juga berfungsi sebagai alat yang digunakan seseorang untuk mengemukakan ide, pendapat, dan ungkapan perasaannya kepada orang lain. Dengan bahasa, manusia bisa membangun sebuah komunitas yang selanjutnya disebut dengan  masyarakat dan berkembang menjadi sebuah peradaban. Atas dasar inilah maka sangat wajar bila kita mengatakan bahwa dimana manusia masih hidup disitu ladang bahasa tidak akan pernah mati.
Salah satu dari berbagai macam bahasa yang ada di muka bumi ini adalah bahasa Arab yang  merupakan salah satu bahasa asing yang banyak dipelajari oleh para pembelajar di dunia. Termasuk di Indonesia, terlebih lagi bahwa mayoritas masyarakatnya beragama Islam, yang mana mereka memiliki kitab suci Al-Qur’an yang diturunkan dalam bahasa Arab. Bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing (foreign language) di Indonesia saat ini menduduki peringkat ke-2 setelah bahasa Inggris dilihat dari jumlah penggunanya. Salah satu cabang ilmu yang berkaitan erat dengan bahasa arab adalah Sastra Arab.
Kata sastra berasal dari bahasa sansekerta yaitu su yang memiliki makna baik/ indah  dan sastra yang memiliki makna tulisan, jadi sastra arab berarti sesuatu hasil karya cipta yang berasal dari orang-orang arab yang berbentuk tulisan yang indah dan berisi sesuatu, isi  (pesan) yang baik. Sastra arab erat sekali hubungannya dengan bahasa arab, karena hanya bahasa inilah yang akan menjadi penghubung kita untuk mengetahui apa makna yang terkandung dalam karya sastra tersebut.
Bangsa arab sejak dahulu dikenal sebagai bangsa yang memiliki kemahiran dalam bidang sastra, untuk itulah mukzijat yang diberikan oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW yaitu  Al qur’an,  kitab suci yang mengandung hukum-hukum islam dan aturan untuk membedakan mana perbuatan baik dan buruk ini berwujud ayat-ayat yang terangkai sangat indah baik itu dilihat dari susunan kata-katanya maupun bunyinya. Hal ini dikarenakan untuk menandingi sya’ir-sya’ir yang sebelumnya telah dihasilkan oleh sastrawan Arab pada zaman itu.
Dalam kajian sastra arab terdapat dua bentuk sastra  yaitu:
1.      Puisi Arab (الشعر (, yaitu karya yang masih memiliki aturan yang baku dalam proses pembuatannya.
2.      Prosa Arab (   (النثرyaitu karya yang tidak memiliki aturan khusus atau kaidah dalam proses pembuatannya, seperti :
a.       Pidato ( الخطابة)
b.      Surat   ( الرسائل )
c.       Perumpamaan  (الأمثال)
d.      Kata-kata bijak (الحكام)
e.       Wasiat (الوصايا)
f.       Cerpen (مقامات)
g.      Cerita (قصة) yang terbagi menjadi tiga yaitu :
·         Cerpen panjang (رواية) seperti : Novel, Biografi, Roman
·         Kisah pendek ( قصة قصيرة)
·         Cerpen pendek sekali ( اقصوصة)
h.      Drama ((مصرح   
Dari berbagai jenis sastra di atas, yang paling terkenal di kawasan Arab yaitu puisi ((شعر , dari sebuah puisi kita bisa mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan bangsa arab seperti budayanya, cara pikirnya, adat istiadat maupun kebiasaan mereka. Ini bisa terjadi dikarenakan orang arab sejak dulu telah suka mengabadikan peristiwa atau kejadian penting yang dialaminya lewat sebuah puisi. Salah satunya yang disebut sebagai catatan Arab ( ديوان العرب). Dalam catatan ini banyak dikisahkan mengenai hari-hari kemenangan setelah berperang dan hal-hal lain mengenai kebesaran orang arab.
Konflik intern dalam negeri yang sekarang sedang memanas di kawasan Timur Tengah seperti Mesir, Yaman, Libya dan berbagai kawasan lainnya pun bisa kita lihat dan kita pelajari dari sastra. Dari sastra pula kita mengenal watak bangsa arab yang merupakan bangsa yang keras kepala dan tidak mau diperintah oleh orang lain. Mereka sangat menjaga kehormatan diri mereka sebelum diatur oleh orang lain.
Sekarang ini, salah satu negara yang menggunakan bahasa arab yaitu Mesir yang memiliki hasil karya tulisan berupa cerpen, novel yang jumlahnya sangat fantastis per tahunnya, pantaslah jika salah satu sastrawan asal mesir mendapat penghargaan nobel di bidang sastra yaitu Naghuib Mahfoudz. Hal ini bisa menjadi salah satu motivasi kita untuk mampu meningkatkan kemampuan dan kemahiran kita dalam berbahasa meliputi membaca (قرائة), menulis (كتابة), berbicara (كلام) dan mendengar (سماعية). Dengan kemahiran tadi  diharapkan kita mampu menjadi seorang sarjana yang handal dalam kajian sastra arab. Dan mampu menghasilkan sebuah karya sastra yang bermutu.
Sebenarnya banyak kebutuhan akan pembelajar sastra arab yaitu dengan hadirnya  majalah yang berbahasa arab seperti Halo Indonesia ( ألو إندونيسيا ) atau media yang berhubungan dengan dunia islam, disitulah kita bisa ikut terjun langsung dalam dunia kerja dengan cara membuat tulisan yang berasal dari beberapa sastra arab seperti hikam dan menggali isi yang terkandung didalamnya, dan aktifitas ini pasti sesuai bidang sastra arab itu sendiri dan hal ini nantinya bisa menjadi peluang usaha tersendiri buat kita untuk menciptakan usaha percetakan yang menerbitkan buku-buku atau karya sastra terjemahan yang berbahasa Arab bahkan menerbitkan majalah atau surat kabar yang berbahasa arab. Karena di Indonesia juga tinggal beberapa warga Negara yang berasal dari kawasan timur tengah. Sehingga kita bisa menjadi seorang entrepreneur di bidang yang benar-benar kita geluti.
Selain itu dengan berdirinya banyak sarana asrama dan pondok pesantren yang menggunakan bahasa arab sebagai bahasa kedua setelah Indonesia, maka sangatlah memungkinkan bagi kita para pembelajar sastra arab untuk mempraktekkan/berlatih bersama para murid untuk menggunakan bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari. Disinilah kita bisa menggunakan pendekatan sastra untuk memberikan bahan ajar kepada para murid karena dengan belajar bahasa arab melalui sastra kita akan lebih mudah menyampaikan bahasa arab dan murid-murid pastinya akan lebih tertarik dan menyimak. Hal ini bisa kita bandingkan jika bahan ajar hanya berupa teks-teks biasa yang monoton sehingga dianggap biasa oleh para murid.
Peluang memungkinkan lainnya yang bisa kita lakukan pada bahasa arab selanjutnya adalah mengembangkan bahasa Arab di Indonesia. Salah satunya  adalah melalui pendidikan, paling tidak ada tiga komponen besar untuk mengarahkan pendidikan sebagai media suksesi pengembangan bahasa Arab, yaitu adanya lembaga pendidikan yang memfasilitasi pendidikan bahasa Arab disertai dengan fasilitas dan sarana IT, sumber daya manusia yang profesional, dan kebijakan politik pemerintah. Sehingga nantinya di sekolah-sekolah umum pun bahasa arab akan memiliki porsi yang seimbang dengan bahasa inggris. Dengan kata lain akan semakin dibutuhkannya para professional dibidang sastra arab untuk menjadi tenaga pendidik dan tutor di masing-masing sekolah.
Hal yang selanjutnya harus kita ingat bahwa banyak perusahaan asing yang mendirikan cabangnya di Indonesia yang berasal dari kawasan timur tengah seperti perusahaan minyak. Ini juga bisa menjadi peluang kita untuk memanfaatkannya sebagai tempat untuk peluang kerja nantinya. Karena kita memiliki kelebihan menguasai bahasa arab lebih dari yang dimiliki oleh orang lainnya, namun harus kita lengkapi pula kemampuan kita dengan soft skill yang memadai.
Selain kebutuhan-kebutuhan di atas terdapat pula tantangan yang menyambut kita dalam kajian sastra arab ini, antara lain untuk mengembangkan pemakaian bahasa Arab di Indonesia. Bahasa Arab memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi bahasa asing yang popular dan paling banyak dituturkan, namun harus diakui saat ini bahwa bahasa Inggris yang nota bene-nya sama dengan bahasa Arab, sama-sama bahasa asing, namun bahasa Inggris mampu menggeser popularitas bahasa Arab sebagai bahasa asing di Indonesia. Banyak faktor yang menyebabkan bahasa Inggris menjadi sangat popular; di antaranya adalah globalitation era, yang digawangi oleh sektor akademi pendidikan, teknologi dan ekonomi. Bahasa Inggris banyak digunakan dalam dunia akademik, teknologi dan ekonomi. Tidak ada satupun negara yang luput dari tiga sektor kehidupan tersebut.
Bukan tidak ada harapan bagi bahasa Arab untuk dapat menandingi kepopuleran bahasa Inggris. Satu hal yang perlu difahami secara lebih dalam dan bijak, bahwa secara naluri bangsa Indonesia sangat membutuhkan bahasa Arab. Dalam konteks dasar (basic contect), seluruh umat Islam yang merupakan umat mayoritas beribadah dengan menggunakan media bahasa Arab.
Perbedaan lain antara bahasa arab dan inggris adalah tulisan bahasa Inggris sama dengan alpabet Indonesia yang sudah terbiasa dengan masyarakat Indonesia, belum lagi banyaknya  fonem yang terdapat pada bahasa arab dan tidak terdapat dalam bahasa Indonesia sehingga perlu pembiasaan untuk belajar melafalkannya. Hal itu tidak begitu signifikan pengaruhnya, jika dibanding dengan tingkat keinginan siswa mempelajari bahasa Inggris karena merupakan bahasa teknologi dan merupakan bahasa asing yang selalu menjadi pra-syarat dalam mendapatkan pekerjaan atau peluang kerja.
Hal lain yang akan kita hadapi adalah adanya kebiasaan dan kecenderungan dari masyarakat arab sendiri untuk secara perlahan meninggalkan bahasa fusha dan menggantikannya dengan bahasa arab dialek ‘amiya. Bahasa fusha yang merupakan  bahasa asli dari masyarakat arab pedalaman (badui) yang belum terkontaminasi dengan bahasa dialek kabilah yang lain ini sekarang banyak digantikan oleh bahasa masing-masing dialek.  Untuk lebih mengetahui tentang bahasa fusha ini kita bisa temukan pada bahasa arab yang terdapat dalam kitab suci Al quran.
Jika kita bepergian ke kawasan Timur Tengah, kita mungkin hanya bisa menemukan bahasa ini di pertemuan-pertemuan formal di bidang akademis (pendidikan) seperti : sekolah, kampus, konferensi-konferensi, seminar-seminar dll. Masalah ini hampir sama dengan yang dialami oleh bangsa Indonesia, masyarakat sekarang lebih menyukai menggunakan bahasa gaul (slank) agar tidak diangap lawan bicaranya ketinggalan zaman dan kampungan. Fakta ini bisa kita lihat melalui tayangan televisi yang lebih banyak menampilkan acara-acara yang didominasi oleh bahasa anak-anak muda. Dan bahasa resmi Indonesia hanya terdapat di buku-buku pelajaran dan karya-karya tulis non fiksi.
Bangsa Arab merupakan bangsa yang besar di zamannya, pada masa dinasti Umayyah dan Abbasiyah, bangsa arab telah mencapai sebuah peradaban besar baik dalam bidang keilmuan, ekonomi, arsitektur dll, bahkan negara barat pun berkiblat kepada peradaban arab untuk memperbaiki keadaan mereka yang pada saat itu berada dalam zaman kegelapan (the dark ages). Banyak sastrawan pada zaman itu yang menghasilkan karya sastra di berbagai bidang. Maka dengan mempelajari sastra arab, kita dapat mempelajari pula sejarah peradaban arab dan menemukan manfaat-manfaat dari karya tersebut. Beberapa diantaranya adalah:
  1. Karya sastra arab seperti hikayat, hikam dan washaya memberi kesadaran kepada pembacanya tentang kebenaran-kebenaran falsafah hidup orang arab.
  2. Karya sastra arab memberikan pengetahuan lebih mendalam terhadap apa yang kita ketahui tentang dunia arab dan kehidupannya.
  3. Membaca karya sastra arab menolong menjadikan pembacanya mengerti akan adat dan budaya orang – orang arab.
Selanjutnya tantangan berikutnya yaitu masalah TKI/TKW yang bekerja di kawasan timur tengah, dengan sastra arab yang kita pelajari seharusnya kita mampu memberikan  pengarahan tentang budaya Arab dan kebiasaan serta kesenangan orang arab serta memberikan pembekalan keterampilan para calon TKI/TKW dalam berbahasa arab dengan baik agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan di kemudian hari.
Kesimpulan
Demikianlah kajian mengenai kebutuhan dan tantangan (realitas dunia) sastra arab ini, ada beberapa hal penting yang ingin penulis sampaikan di antaranya adalah :
A.    Sastra arab sangat dibutuhkan dalam belajar bahasa arab untuk mengenal budaya orang arab.
B.     Dengan belajar melalui sastra arab kita diharapkan menguasai 4 kemahiran berbahasa yaitu, Membaca, Menulis, Berbicara, dan Mendengar.
C.     Dengan adanya warga Arab yang tinggal di Indonesia ada peluang bagi kita untuk menerbitkan lebih banyak media cetak seperti surat kabar dan majalah dalam bahasa Arab.
D.    Tantangan untuk membuat bahasa arab sejajar dengan bahasa inggris di sekolah-sekolah umum bisa saja terjadi jika dibantu oleh 3 sektor yaitu : kebijakan pemerintah, pengetahuan yang benar kepada masyarakat mengenai bahasa arab, dan  adanya sarana pendidikan yang ditunjang dengan fasilitas IT.



Filsafat Ilmu dan Nilai Islam


Mata Kuliah                            :  Filsafat Ilmu dan Nilai-Nilai Islam  
Dosen                                      :  Prof. Dr. Sukron Kamil, MA
Tgll Penyerahan Jawaban       :  Senin, 30 April 2012 (Saat UTS sesuai jadwal)
Jam/Ruang                              :  12.30 – 15.00                                                          
Sifat                                         :  Buka Buku (Take Home)


1.    Paling tidak ada tiga perbedaan sains dengan filsafat. Jelaskan!
Jawaban:
-          Pertama, terdapat beberapa perbedaan antara sains dengan filsafat dalam objeknya yaitu:
a.    Sains, objeknya adalah alam indrawi yang spesifik seperti fisika, kimia, biologi, dan manusia.
b.    Filsafat, objeknya tidak saja spesifik fisik tetapi juga metafisik (di balik dunia fisik) yaitu Tuhan, malaikat, manusia, dan alam.
Hal ini bisa diartikan bahwa jangkauan sains hanya  di atas permukaan suatu bidang ilmu sedangkan filsafat lebih radikal (lebih mendalam di bawah permukaan suatu bidang ilmu).
-          Kedua, perbedaan antara sains dan ilmu pada metodologinya yaitu:
a.    Sains, metodologinya adalah observasi dan eksperimen empiris, dan ukurannya logis dengan buktinya yang juga empiris.
b.    Filsafat, metodologinya adalah logika, dan ukurannya logis atau penalaran rasional.
Hal ini menggambarkan bahwa sains lebih empirik (mengandalkan kemampuan pengalaman-pengalaman indra yang berkali-kali dan menghasilkan sebuah keputusan yang sama), sedangkan filsafat lebih mengandalkan cara berfikir secara logis (rasional)
-          Ketiga, perbedaan antara sains dan filsafat pada cakupannya yaitu:
a.    Sains, cakupannya lebih spesialis pada bidang-bidang ilmu  tertentu.
b.    Filsafat, cakupannya lebih luas bisa pada semua bidang ilmu.
Hal ini bermakna, sains bersifat analisis dan hanya menggarap salah satu pengetahuan sebagai objek formalnya. Filsafat bersifat sinopsis, artinya melihat segala sesuatu dengan menekankan secara keseluruhan, karena keseluruhan mempunyai sifat tersendiri yang tidak ada pada bagian-bagiannya

2.    Di antara kegunaan belajar filsafat ilmu adalah bukan saja mengikatkan apresiasi pada sains melainkan juga membukakan mata terhadap berbagai kekurangannya. Analisis pernyataan ini dengan melibatkan sebagian kegunaan sains modern dan istilah saintisme!
Jawaban:
Benar jika dikatakan setelah adanya sains modern memudahkan manusia dalam berbagai ranah kehidupannya, terutama dalam melakukan banyak pekerjaannya seperti mampu mensiasati jarak yang sebelumnya jauh menjadi dekat, kerja berat menjadi ringan dll, mengambil banyak peran yang sebelumnya dipercayakan pada agama (mitologi), dan mengubah secara drastis pandangannya terhadap dunia yang seakan-akan mengecil yang ditandai dengan lalu lintas manusia, produk, dan informasi dalam tingkat yang tidak terjadi sebelumnya sehingga batas-batas antar Negara menjadi kabur.
Namun, sains modern ini pun ternyata membawa masalah. Sains menuntut biaya material, mental, kultural, dan moral, baik langsung maupun tidak. Antara lain: kolonialisme, rusaknya lingkungan akibat penggunaan sains yang salah dalam eksploitasi alam yang berlebihan, sakit mental semacam stres dan kekerasan bahkan sampai dekadensi moral. Di samping itu, Karakter sains yang empiris dan objeknya yang harus bersifat fisik mengakibatkan lahirnya pandangan dunia yang materialis, yang beranggapan bahwa yang riil adalah yang material. Sains pun selanjutnya bersifat sekuler, materalis dan menyingkirkan Tuhan.
Salah satu produk dari lahirnya sains adalah Saintisme (suatu paham yang mengatakan bahwa hakikat kebenaran itu cuma satu yaitu yang berasal dari sains). Padahal sains bukanlah satu-satunya kebenaran dalam kehidupan manusia. Terdapat berbagai sumber kebenaran lain seperti filsafat, seni dan agama.

3.    Menurut Briffault, “apa yang kita sebut ilmu pengetahuan muncul sebagai akibat metode eksperimen baru yang diperkenalkan orang Arab (Muslim) kepada orang Eropa”.Terangkan dengan menjelaskan tradisi keilmuan Barat sebelum masa renaisance yang berbeda dengan tradisi keilmuan Islam dan salah satu jalur pengaruh Islam atas Barat!
Jawaban:
     Tradisi keilmuan Barat sebelum datangnya ilmu pengetahuan dari islam adalah orang Barat pada zaman itu sangat mengandalkan empirisime mereka dan mengesampingkan rasionalismenya. Pernyataan tersebut terwakili dengan Briffault “ Orang-orang Yunani mengadakan sistematisasi dan generalisasi serta menyusun teori, namun ketekunan untuk mengadakan pengamatan dan penyelidikan eksperimental yang seksama dan secara dalam bukanlah watak mereka…”
     Ilmu pengetahuan modern merupakan sumbangan paling penting peradaban Islam. Dalam nada yang sama George Sarton mengungkapkan bahwa prestasi utama dan paling nyata pada abad pertengahan adalah terciptanya semangat untuk mengadakan eksperimen, dan hal ini erat berkaitan dengan kaum Muslimin sampai abad ke-12.
Tradisi observasi dan eksperimen kaum muslimin yang didorong oleh anjuran kitab suci Al-Qur’an mereka. Tidak dapat diragukan bahwasanya tradisi sains di Eropa berhutang banyak kepada dunia Muslim. Di saat dunia Mus­lim telah berhasil memunculkan saintis-­saintis besar dan mengembangkan tradisi keilmuan dan intelektual, orang Eropa saat itu masih merana dan terbelakang jauh di punggung sejarah keilmuan. Para penulis Eropa sendiri menandakan periode ini (900-1500-an M) sebagai kegela­pan yang melambangkan keterbelakan­gan Eropa dalam sains dan intelektual. Jadi dapat dikatakan bahwa faktor perta­ma dan utama yang membantu perkembangan sains di Eropa adalah ha­sil jiplakan dan peradaban Islam dari penerjemahan buku-buku karya muslim, proses belajar di Spanyol, kontak dalam Perang Salib, dan lain-lain.
Hasil jiplakan itu merupakan ketetapan teori­teori sains yang berwujud sebagai para­digma dasar dalam perkembangan sains di Eropa dan titik puncaknya dan semua itu adalah revolusi sains sekitar abad 17. Edward Grant, salah satu ilmuan kontem­porer dalam Sejarah sains tidak hanya mengetahui fakta itu tetapi juga men­gakuinya. Hal ini dapat diketahui dan catatanya berikut:
Revolusi sains tidak akan terjadi di Eropa abad 17 M jika standar sains dan filsafat natural masih setaraf sains pada pertengahan pertama abad 12 M, yaitu sebelum adanya penerjemahan sains Yu­nani-Arab di pertengahan akhir abad itu. Tanpa penerjemahan yang mengubah kehidupan intelektual Eropa itu dan be­berapa peristiwa setelahnya, Revolusi sains abad 17 mustahil dapat terwujud­kan. Jadi, penerjemahan sains dan filsafat Yunani-Arab natural ke dalam bahasa Latin merupakan syarat awal yang mut­lak diperlukan dalam upaya kemunculan tradisi keilmuan di Eropa. Poin penting dan faktor ini patut digarisbawahi.
Sangatlah penting menggarisba­wahi pengakuan Grant bahwa orang Muslim memberi banyak tambahan dari teks aslinya” untuk ide-ide Yunani sebelum di-transfer ke Barat - sebuah fakta yang tidak diakui oleh banyak ahli sejarah sains Barat yang subjektif. Seandainya saja orang­-orang Islam tidak memberikan tambah­an apa-apa, sudah tentu mereka sekarang tidak akan membuat klaim-klaim penting terhadap fenomena sains saat ini. Setelah mewarisi pradigma keilmuan dasar dari orang Muslim, orang Barat ke­mudian membekali dirinya dengan ilmu yang dengan segala cara bertransformasi agar siap menyambut revolusi sains. Pros­es terpenting dan transformasi keilmuan ini adalah institusionalisasi. Orang Eropa lantas membentuk institusi universitas. Ak­tivitas inilah yang menjadi fondasi sains modern sejak abad pertengahan hingga sekarang ini.

4.    Di antara ilmuan Muslim yang memperkenalkan  dan mengembangkan empirisisme adalah Jabir bin Hayyan, ar-Razi, dan al-Khawarizmi. Jelaskan dua saja dan jika dimungkinkan bandingkan dengan sains modern!
Jawaban:
Tokoh besar yang dikenal sebagai “The Father of Modern Chemistry”. Jabir bin Hayyan, merupakan seorang muslim yang ahli dibidang kimia, farmasi, fisika, filosofi dan astronomi.Barat banyak berhutang pada orang ini dan mereka sangat banyak mengambil faedah dari eksperimen-eksperimen yang telah dilakukukannya. Hampir di semua perpustakan di Eropa terdapat buku karangannya dan di sebuah perpustakaan di Paris terdapat setidaknya 50 kitab karangannya yang beberapa diantaranya terdiri dari seribu halaman lebih.
Penemuan-penemuannya di bidang kimia telah menjadi landasan dasar untuk berkembangnya ilmu kimia dan tehnik kimia modern saat ini. Beliau bahkan telah dapat membuat kertas anti bakar, cat yang dapat melindungi besi dari karat, beliau juga yang mempelopori sebelum yang lainya penggunaan zat-zat nabati dan hewani  untuk penyembuhan beberapa macam penyakit.
Jabir bin Hayyan-lah yang menemukan asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, asam asetat, tehnik distilasi dan tehnik kristalisasi. Dia juga yang menemukan larutan aqua regia (dengan menggabungkan asam klorida dan asam nitrat) untuk melarutkan emas.
Jabir bin Hayyan yang hidup di abad ke-7 dikenal ilmuwan yang sangat teliti dalam percobaan dan dalam mengambil kesimpulan. Beliau sering mengulang-ulang hasil percobaanya hanya untuk meyakinkan bahwa itulah hasil akhir yang sebenarnya dari eksperimen tersebut. Beliau telah mampu mengubah persepsi tentang berbagai kejadian alam yang pada saat itu dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat diprediksi, menjadi suatu ilmu sains yang dapat dimengerti dan dipelajari oleh manusia.
 Al Razi, Ilmuwan di bidang kedokteran ini  juga mengisi waktunya dengan mengadakan serangkaian penelitian di bidang pengobatan serta tak lupa, menulis buku. Sebanyak 10 buku ilmu perobatannya dia hasilkan dan kini sudah terjemahkan ke dalam bahasa Latin. Buku karya Al Razi paling termasyhur berjudul Al-Hawi Fi Ilm Al-Tadawi yang terdiri dari 30 jilid dan dirangkum ke dalam 12 bagian.
Banyak hal baru yang dibahas dalam buku ini. Di antara yang berkaitan dengan penyembuhan penyakit serta jenis penyakit; upaya menjaga kesehatan; punggung dan tengkuk (yang patah); obat-obatan dan makanan; pembuatan ramuan obat-obatan; industri kedokteran; farmasi; tubuh; pembedahan; dan pengawetan anggota tubuh. Selain itu, juga ada mengenai pengkelasan bahan galian serta peralatan dan obat yang digunakan lengkap dengan arahan terperinci.
Sebuah buku lain karyanya, Al-Mansuri, berisi tentang pembedahan seluruh tubuh manusia. Buku-buku karya Al-Razi itu lantas diterjemahkan ke dalam pelbagai bahasa dan menjadi bahan rujukan serta panduan dokter di seluruh Eropa hingga abad ke-17. Ilmunya yang amat mendalam berkaitan tatacara perobatan, terbukti bermanfaat dalam usaha pencarian ramuan obat dari bahan tumbuhan dan hewan serta cara yang tepat untuk digunakan dalam perawatan pasien. Salah satunya yang monumental, adalah bahan serat untuk menjahit luka terbuka. Raksi kimia tak luput dari pengamatannya. Termasuk pula di antaranya ilmu dan tata cara kimia yang menjelaskan pemrosesan air raksa, belerang (sulfur), arsenik, serta logam lain seperti emas, perak, tembaga, plumbum dan besi.
Kedua ilmuwan di atas hidup sebelum lahirnya sains modern namun jika dibandingkan antara keduanya sama-sama menggunakan metode yang sama. kedua ilmuwan ini sudah mampu menggabungkan empirisisme dan rasionalisme sebagai dasar dalam penerapan ilmu-ilmu mereka.

5.    Menurut Enstein, “ilmu tanpa agama adalah buta, dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh”. Tafsirkan pernyataan ini dengan disertai analisis persoalan penggunaan sains yang membahayakan/mengancam bumi dan manusia saat ini!
Jawaban:
Sesuai QS. 58:11 dan 35:28, dengan sains saja tidak cukup, tetapi harus dibarengi dengan keimanan (menjaga nilai-nilai etis) dan perasaan diawasi Tuhan (taqwa). Penggunaan ilmu harus sesuai dengan konsep kemaslahatan sebagai inti agama, yaitu kemaslahatan agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta benda.
Ilmu yang tidak dibarengi dengan agama pun akan menimbulkan berbagai masalah seperti menurunnya kualitas moral para pemilik ilmu dan menggunakan ilmu-ilmu yang mereka miliki untuk sesuatu yang merugikan bagi orang lian seperti: korupsi, penipuan dll. Dari sudut pandang ini, tidak berlebihan bila diasumsikan bahwa ancaman krisis kesadaran etis pada masyarakat yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, karena seringkali penguasaan ilmu ini tidak dibarengi dengan etika. Padahal tanpa etika, penguasaan ilmu yang tinggi akan menjadikan manusia sebagai frankeistein yang menimbulkan petaka.
Nuklir misalnya, produk dari ilmu ini dalam penggunaan yang tidak dibarengi dengan ilmu agama akan berdampak sangat buruk bagi kehidupan manusia di muka bumi, jumlah hulu ledaknya berkekuatan ribuan kali bom Hiroshima dan Nagasaki. Kerusakan alam baik di daratan dan lautan pun banyak disumbang oleh penggunaan ilmu yang tidak pada tempatnya. Pengrusakan hutan-hutan dan perairan, pemanasan global yang menyebabkan menipisnya lapisan ozon pun sangat membahayakan keberlangsungan hidup manusia dewasa ini.  oleh karena itu sangat tepat Einstein berkata “Science without religion is paralyzed, Religion without science is blind”.