Senin, 24 September 2012

Filsafat Ilmu dan Nilai Islam


Mata Kuliah                            :  Filsafat Ilmu dan Nilai-Nilai Islam  
Dosen                                      :  Prof. Dr. Sukron Kamil, MA
Tgll Penyerahan Jawaban       :  Senin, 30 April 2012 (Saat UTS sesuai jadwal)
Jam/Ruang                              :  12.30 – 15.00                                                          
Sifat                                         :  Buka Buku (Take Home)


1.    Paling tidak ada tiga perbedaan sains dengan filsafat. Jelaskan!
Jawaban:
-          Pertama, terdapat beberapa perbedaan antara sains dengan filsafat dalam objeknya yaitu:
a.    Sains, objeknya adalah alam indrawi yang spesifik seperti fisika, kimia, biologi, dan manusia.
b.    Filsafat, objeknya tidak saja spesifik fisik tetapi juga metafisik (di balik dunia fisik) yaitu Tuhan, malaikat, manusia, dan alam.
Hal ini bisa diartikan bahwa jangkauan sains hanya  di atas permukaan suatu bidang ilmu sedangkan filsafat lebih radikal (lebih mendalam di bawah permukaan suatu bidang ilmu).
-          Kedua, perbedaan antara sains dan ilmu pada metodologinya yaitu:
a.    Sains, metodologinya adalah observasi dan eksperimen empiris, dan ukurannya logis dengan buktinya yang juga empiris.
b.    Filsafat, metodologinya adalah logika, dan ukurannya logis atau penalaran rasional.
Hal ini menggambarkan bahwa sains lebih empirik (mengandalkan kemampuan pengalaman-pengalaman indra yang berkali-kali dan menghasilkan sebuah keputusan yang sama), sedangkan filsafat lebih mengandalkan cara berfikir secara logis (rasional)
-          Ketiga, perbedaan antara sains dan filsafat pada cakupannya yaitu:
a.    Sains, cakupannya lebih spesialis pada bidang-bidang ilmu  tertentu.
b.    Filsafat, cakupannya lebih luas bisa pada semua bidang ilmu.
Hal ini bermakna, sains bersifat analisis dan hanya menggarap salah satu pengetahuan sebagai objek formalnya. Filsafat bersifat sinopsis, artinya melihat segala sesuatu dengan menekankan secara keseluruhan, karena keseluruhan mempunyai sifat tersendiri yang tidak ada pada bagian-bagiannya

2.    Di antara kegunaan belajar filsafat ilmu adalah bukan saja mengikatkan apresiasi pada sains melainkan juga membukakan mata terhadap berbagai kekurangannya. Analisis pernyataan ini dengan melibatkan sebagian kegunaan sains modern dan istilah saintisme!
Jawaban:
Benar jika dikatakan setelah adanya sains modern memudahkan manusia dalam berbagai ranah kehidupannya, terutama dalam melakukan banyak pekerjaannya seperti mampu mensiasati jarak yang sebelumnya jauh menjadi dekat, kerja berat menjadi ringan dll, mengambil banyak peran yang sebelumnya dipercayakan pada agama (mitologi), dan mengubah secara drastis pandangannya terhadap dunia yang seakan-akan mengecil yang ditandai dengan lalu lintas manusia, produk, dan informasi dalam tingkat yang tidak terjadi sebelumnya sehingga batas-batas antar Negara menjadi kabur.
Namun, sains modern ini pun ternyata membawa masalah. Sains menuntut biaya material, mental, kultural, dan moral, baik langsung maupun tidak. Antara lain: kolonialisme, rusaknya lingkungan akibat penggunaan sains yang salah dalam eksploitasi alam yang berlebihan, sakit mental semacam stres dan kekerasan bahkan sampai dekadensi moral. Di samping itu, Karakter sains yang empiris dan objeknya yang harus bersifat fisik mengakibatkan lahirnya pandangan dunia yang materialis, yang beranggapan bahwa yang riil adalah yang material. Sains pun selanjutnya bersifat sekuler, materalis dan menyingkirkan Tuhan.
Salah satu produk dari lahirnya sains adalah Saintisme (suatu paham yang mengatakan bahwa hakikat kebenaran itu cuma satu yaitu yang berasal dari sains). Padahal sains bukanlah satu-satunya kebenaran dalam kehidupan manusia. Terdapat berbagai sumber kebenaran lain seperti filsafat, seni dan agama.

3.    Menurut Briffault, “apa yang kita sebut ilmu pengetahuan muncul sebagai akibat metode eksperimen baru yang diperkenalkan orang Arab (Muslim) kepada orang Eropa”.Terangkan dengan menjelaskan tradisi keilmuan Barat sebelum masa renaisance yang berbeda dengan tradisi keilmuan Islam dan salah satu jalur pengaruh Islam atas Barat!
Jawaban:
     Tradisi keilmuan Barat sebelum datangnya ilmu pengetahuan dari islam adalah orang Barat pada zaman itu sangat mengandalkan empirisime mereka dan mengesampingkan rasionalismenya. Pernyataan tersebut terwakili dengan Briffault “ Orang-orang Yunani mengadakan sistematisasi dan generalisasi serta menyusun teori, namun ketekunan untuk mengadakan pengamatan dan penyelidikan eksperimental yang seksama dan secara dalam bukanlah watak mereka…”
     Ilmu pengetahuan modern merupakan sumbangan paling penting peradaban Islam. Dalam nada yang sama George Sarton mengungkapkan bahwa prestasi utama dan paling nyata pada abad pertengahan adalah terciptanya semangat untuk mengadakan eksperimen, dan hal ini erat berkaitan dengan kaum Muslimin sampai abad ke-12.
Tradisi observasi dan eksperimen kaum muslimin yang didorong oleh anjuran kitab suci Al-Qur’an mereka. Tidak dapat diragukan bahwasanya tradisi sains di Eropa berhutang banyak kepada dunia Muslim. Di saat dunia Mus­lim telah berhasil memunculkan saintis-­saintis besar dan mengembangkan tradisi keilmuan dan intelektual, orang Eropa saat itu masih merana dan terbelakang jauh di punggung sejarah keilmuan. Para penulis Eropa sendiri menandakan periode ini (900-1500-an M) sebagai kegela­pan yang melambangkan keterbelakan­gan Eropa dalam sains dan intelektual. Jadi dapat dikatakan bahwa faktor perta­ma dan utama yang membantu perkembangan sains di Eropa adalah ha­sil jiplakan dan peradaban Islam dari penerjemahan buku-buku karya muslim, proses belajar di Spanyol, kontak dalam Perang Salib, dan lain-lain.
Hasil jiplakan itu merupakan ketetapan teori­teori sains yang berwujud sebagai para­digma dasar dalam perkembangan sains di Eropa dan titik puncaknya dan semua itu adalah revolusi sains sekitar abad 17. Edward Grant, salah satu ilmuan kontem­porer dalam Sejarah sains tidak hanya mengetahui fakta itu tetapi juga men­gakuinya. Hal ini dapat diketahui dan catatanya berikut:
Revolusi sains tidak akan terjadi di Eropa abad 17 M jika standar sains dan filsafat natural masih setaraf sains pada pertengahan pertama abad 12 M, yaitu sebelum adanya penerjemahan sains Yu­nani-Arab di pertengahan akhir abad itu. Tanpa penerjemahan yang mengubah kehidupan intelektual Eropa itu dan be­berapa peristiwa setelahnya, Revolusi sains abad 17 mustahil dapat terwujud­kan. Jadi, penerjemahan sains dan filsafat Yunani-Arab natural ke dalam bahasa Latin merupakan syarat awal yang mut­lak diperlukan dalam upaya kemunculan tradisi keilmuan di Eropa. Poin penting dan faktor ini patut digarisbawahi.
Sangatlah penting menggarisba­wahi pengakuan Grant bahwa orang Muslim memberi banyak tambahan dari teks aslinya” untuk ide-ide Yunani sebelum di-transfer ke Barat - sebuah fakta yang tidak diakui oleh banyak ahli sejarah sains Barat yang subjektif. Seandainya saja orang­-orang Islam tidak memberikan tambah­an apa-apa, sudah tentu mereka sekarang tidak akan membuat klaim-klaim penting terhadap fenomena sains saat ini. Setelah mewarisi pradigma keilmuan dasar dari orang Muslim, orang Barat ke­mudian membekali dirinya dengan ilmu yang dengan segala cara bertransformasi agar siap menyambut revolusi sains. Pros­es terpenting dan transformasi keilmuan ini adalah institusionalisasi. Orang Eropa lantas membentuk institusi universitas. Ak­tivitas inilah yang menjadi fondasi sains modern sejak abad pertengahan hingga sekarang ini.

4.    Di antara ilmuan Muslim yang memperkenalkan  dan mengembangkan empirisisme adalah Jabir bin Hayyan, ar-Razi, dan al-Khawarizmi. Jelaskan dua saja dan jika dimungkinkan bandingkan dengan sains modern!
Jawaban:
Tokoh besar yang dikenal sebagai “The Father of Modern Chemistry”. Jabir bin Hayyan, merupakan seorang muslim yang ahli dibidang kimia, farmasi, fisika, filosofi dan astronomi.Barat banyak berhutang pada orang ini dan mereka sangat banyak mengambil faedah dari eksperimen-eksperimen yang telah dilakukukannya. Hampir di semua perpustakan di Eropa terdapat buku karangannya dan di sebuah perpustakaan di Paris terdapat setidaknya 50 kitab karangannya yang beberapa diantaranya terdiri dari seribu halaman lebih.
Penemuan-penemuannya di bidang kimia telah menjadi landasan dasar untuk berkembangnya ilmu kimia dan tehnik kimia modern saat ini. Beliau bahkan telah dapat membuat kertas anti bakar, cat yang dapat melindungi besi dari karat, beliau juga yang mempelopori sebelum yang lainya penggunaan zat-zat nabati dan hewani  untuk penyembuhan beberapa macam penyakit.
Jabir bin Hayyan-lah yang menemukan asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, asam asetat, tehnik distilasi dan tehnik kristalisasi. Dia juga yang menemukan larutan aqua regia (dengan menggabungkan asam klorida dan asam nitrat) untuk melarutkan emas.
Jabir bin Hayyan yang hidup di abad ke-7 dikenal ilmuwan yang sangat teliti dalam percobaan dan dalam mengambil kesimpulan. Beliau sering mengulang-ulang hasil percobaanya hanya untuk meyakinkan bahwa itulah hasil akhir yang sebenarnya dari eksperimen tersebut. Beliau telah mampu mengubah persepsi tentang berbagai kejadian alam yang pada saat itu dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat diprediksi, menjadi suatu ilmu sains yang dapat dimengerti dan dipelajari oleh manusia.
 Al Razi, Ilmuwan di bidang kedokteran ini  juga mengisi waktunya dengan mengadakan serangkaian penelitian di bidang pengobatan serta tak lupa, menulis buku. Sebanyak 10 buku ilmu perobatannya dia hasilkan dan kini sudah terjemahkan ke dalam bahasa Latin. Buku karya Al Razi paling termasyhur berjudul Al-Hawi Fi Ilm Al-Tadawi yang terdiri dari 30 jilid dan dirangkum ke dalam 12 bagian.
Banyak hal baru yang dibahas dalam buku ini. Di antara yang berkaitan dengan penyembuhan penyakit serta jenis penyakit; upaya menjaga kesehatan; punggung dan tengkuk (yang patah); obat-obatan dan makanan; pembuatan ramuan obat-obatan; industri kedokteran; farmasi; tubuh; pembedahan; dan pengawetan anggota tubuh. Selain itu, juga ada mengenai pengkelasan bahan galian serta peralatan dan obat yang digunakan lengkap dengan arahan terperinci.
Sebuah buku lain karyanya, Al-Mansuri, berisi tentang pembedahan seluruh tubuh manusia. Buku-buku karya Al-Razi itu lantas diterjemahkan ke dalam pelbagai bahasa dan menjadi bahan rujukan serta panduan dokter di seluruh Eropa hingga abad ke-17. Ilmunya yang amat mendalam berkaitan tatacara perobatan, terbukti bermanfaat dalam usaha pencarian ramuan obat dari bahan tumbuhan dan hewan serta cara yang tepat untuk digunakan dalam perawatan pasien. Salah satunya yang monumental, adalah bahan serat untuk menjahit luka terbuka. Raksi kimia tak luput dari pengamatannya. Termasuk pula di antaranya ilmu dan tata cara kimia yang menjelaskan pemrosesan air raksa, belerang (sulfur), arsenik, serta logam lain seperti emas, perak, tembaga, plumbum dan besi.
Kedua ilmuwan di atas hidup sebelum lahirnya sains modern namun jika dibandingkan antara keduanya sama-sama menggunakan metode yang sama. kedua ilmuwan ini sudah mampu menggabungkan empirisisme dan rasionalisme sebagai dasar dalam penerapan ilmu-ilmu mereka.

5.    Menurut Enstein, “ilmu tanpa agama adalah buta, dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh”. Tafsirkan pernyataan ini dengan disertai analisis persoalan penggunaan sains yang membahayakan/mengancam bumi dan manusia saat ini!
Jawaban:
Sesuai QS. 58:11 dan 35:28, dengan sains saja tidak cukup, tetapi harus dibarengi dengan keimanan (menjaga nilai-nilai etis) dan perasaan diawasi Tuhan (taqwa). Penggunaan ilmu harus sesuai dengan konsep kemaslahatan sebagai inti agama, yaitu kemaslahatan agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta benda.
Ilmu yang tidak dibarengi dengan agama pun akan menimbulkan berbagai masalah seperti menurunnya kualitas moral para pemilik ilmu dan menggunakan ilmu-ilmu yang mereka miliki untuk sesuatu yang merugikan bagi orang lian seperti: korupsi, penipuan dll. Dari sudut pandang ini, tidak berlebihan bila diasumsikan bahwa ancaman krisis kesadaran etis pada masyarakat yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, karena seringkali penguasaan ilmu ini tidak dibarengi dengan etika. Padahal tanpa etika, penguasaan ilmu yang tinggi akan menjadikan manusia sebagai frankeistein yang menimbulkan petaka.
Nuklir misalnya, produk dari ilmu ini dalam penggunaan yang tidak dibarengi dengan ilmu agama akan berdampak sangat buruk bagi kehidupan manusia di muka bumi, jumlah hulu ledaknya berkekuatan ribuan kali bom Hiroshima dan Nagasaki. Kerusakan alam baik di daratan dan lautan pun banyak disumbang oleh penggunaan ilmu yang tidak pada tempatnya. Pengrusakan hutan-hutan dan perairan, pemanasan global yang menyebabkan menipisnya lapisan ozon pun sangat membahayakan keberlangsungan hidup manusia dewasa ini.  oleh karena itu sangat tepat Einstein berkata “Science without religion is paralyzed, Religion without science is blind”. 

Tidak ada komentar: