Mata Kuliah : Filsafat Ilmu dan Nilai-Nilai Islam
Dosen : Prof. Dr. Sukron Kamil, MA
Tgll Penyerahan Jawaban : Senin, 30 April
2012 (Saat UTS sesuai jadwal)
Jam/Ruang : 12.30 – 15.00
Sifat : Buka Buku (Take Home)
1. Paling tidak ada tiga perbedaan sains
dengan filsafat. Jelaskan!
Jawaban:
-
Pertama, terdapat beberapa perbedaan antara sains
dengan filsafat dalam objeknya yaitu:
a.
Sains, objeknya adalah alam indrawi yang spesifik
seperti fisika, kimia, biologi, dan manusia.
b.
Filsafat, objeknya tidak saja spesifik fisik tetapi
juga metafisik (di balik dunia fisik) yaitu Tuhan, malaikat, manusia, dan alam.
Hal ini bisa
diartikan bahwa jangkauan sains hanya di
atas permukaan suatu bidang ilmu sedangkan filsafat lebih radikal (lebih
mendalam di bawah permukaan suatu bidang ilmu).
-
Kedua, perbedaan antara sains dan ilmu pada metodologinya
yaitu:
a.
Sains, metodologinya adalah observasi dan eksperimen
empiris, dan ukurannya logis dengan buktinya yang juga empiris.
b.
Filsafat, metodologinya adalah logika, dan ukurannya
logis atau penalaran rasional.
Hal
ini menggambarkan bahwa sains lebih empirik (mengandalkan kemampuan
pengalaman-pengalaman indra yang berkali-kali dan menghasilkan sebuah keputusan
yang sama), sedangkan filsafat lebih mengandalkan cara berfikir secara logis
(rasional)
-
Ketiga, perbedaan antara sains dan filsafat pada cakupannya
yaitu:
a. Sains,
cakupannya lebih spesialis pada bidang-bidang ilmu tertentu.
b. Filsafat,
cakupannya lebih luas bisa pada semua bidang ilmu.
Hal ini bermakna, sains bersifat analisis dan
hanya menggarap salah satu pengetahuan sebagai objek formalnya. Filsafat
bersifat sinopsis, artinya melihat segala sesuatu dengan menekankan secara keseluruhan, karena
keseluruhan mempunyai sifat tersendiri yang tidak ada pada bagian-bagiannya
2.
Di antara
kegunaan belajar filsafat ilmu adalah bukan saja mengikatkan apresiasi pada
sains melainkan juga membukakan mata terhadap berbagai kekurangannya. Analisis
pernyataan ini dengan melibatkan sebagian kegunaan sains modern dan istilah
saintisme!
Jawaban:
Benar jika dikatakan setelah adanya sains modern memudahkan
manusia dalam berbagai ranah kehidupannya, terutama dalam melakukan banyak
pekerjaannya seperti mampu mensiasati jarak yang sebelumnya jauh menjadi dekat,
kerja berat menjadi ringan dll, mengambil banyak peran yang sebelumnya
dipercayakan pada agama (mitologi), dan mengubah secara drastis pandangannya
terhadap dunia yang seakan-akan mengecil yang ditandai dengan lalu lintas
manusia, produk, dan informasi dalam tingkat yang tidak terjadi sebelumnya
sehingga batas-batas antar Negara menjadi kabur.
Namun, sains
modern ini pun ternyata membawa masalah. Sains menuntut biaya material, mental,
kultural, dan moral, baik langsung maupun tidak. Antara lain: kolonialisme,
rusaknya lingkungan akibat penggunaan sains yang salah dalam eksploitasi alam
yang berlebihan, sakit mental semacam stres dan kekerasan bahkan sampai
dekadensi moral. Di samping itu, Karakter sains yang empiris dan objeknya yang
harus bersifat fisik mengakibatkan lahirnya pandangan dunia yang materialis,
yang beranggapan bahwa yang riil adalah yang material. Sains pun selanjutnya
bersifat sekuler, materalis dan menyingkirkan Tuhan.
Salah satu
produk dari lahirnya sains adalah Saintisme (suatu paham yang mengatakan bahwa
hakikat kebenaran itu cuma satu yaitu yang berasal dari sains). Padahal sains
bukanlah satu-satunya kebenaran dalam kehidupan manusia. Terdapat berbagai
sumber kebenaran lain seperti filsafat, seni dan agama.
3.
Menurut
Briffault, “apa yang kita sebut ilmu pengetahuan muncul sebagai akibat metode
eksperimen baru yang diperkenalkan orang Arab (Muslim) kepada orang
Eropa”.Terangkan dengan menjelaskan tradisi keilmuan Barat sebelum masa
renaisance yang berbeda dengan tradisi keilmuan Islam dan salah satu jalur pengaruh Islam atas
Barat!
Jawaban:
Tradisi keilmuan Barat sebelum datangnya
ilmu pengetahuan dari islam adalah orang Barat pada zaman itu sangat
mengandalkan empirisime mereka dan mengesampingkan rasionalismenya. Pernyataan
tersebut terwakili dengan Briffault “ Orang-orang Yunani mengadakan
sistematisasi dan generalisasi serta menyusun teori, namun ketekunan untuk
mengadakan pengamatan dan penyelidikan eksperimental yang seksama dan secara
dalam bukanlah watak mereka…”
Ilmu pengetahuan modern merupakan sumbangan
paling penting peradaban Islam. Dalam nada yang sama George Sarton
mengungkapkan bahwa prestasi utama dan paling nyata pada abad pertengahan
adalah terciptanya semangat untuk mengadakan eksperimen, dan hal ini erat
berkaitan dengan kaum Muslimin sampai abad ke-12.
Tradisi
observasi dan eksperimen kaum muslimin yang didorong oleh anjuran kitab suci
Al-Qur’an mereka. Tidak dapat diragukan bahwasanya tradisi sains di Eropa
berhutang banyak kepada dunia Muslim. Di saat dunia Muslim telah berhasil
memunculkan saintis-saintis besar dan mengembangkan tradisi keilmuan dan intelektual,
orang Eropa saat itu masih merana dan terbelakang jauh di punggung sejarah
keilmuan. Para penulis Eropa sendiri menandakan periode ini (900-1500-an M)
sebagai kegelapan yang melambangkan keterbelakangan Eropa dalam sains dan
intelektual. Jadi dapat dikatakan bahwa faktor pertama dan utama yang membantu
perkembangan sains di Eropa adalah hasil jiplakan dan peradaban Islam dari
penerjemahan buku-buku karya muslim, proses belajar di Spanyol, kontak dalam
Perang Salib, dan lain-lain.
Hasil
jiplakan itu merupakan ketetapan teoriteori sains yang berwujud sebagai paradigma
dasar dalam perkembangan sains di Eropa dan titik puncaknya dan semua itu
adalah revolusi sains sekitar abad 17. Edward Grant, salah satu ilmuan kontemporer
dalam Sejarah sains tidak hanya mengetahui fakta itu tetapi juga mengakuinya.
Hal ini dapat diketahui dan catatanya berikut:
Revolusi
sains tidak akan terjadi di Eropa abad 17 M jika standar sains dan filsafat
natural masih setaraf sains pada pertengahan pertama abad 12 M, yaitu sebelum
adanya penerjemahan sains Yunani-Arab di pertengahan akhir abad itu. Tanpa penerjemahan yang mengubah
kehidupan intelektual Eropa itu dan beberapa peristiwa setelahnya, Revolusi
sains abad 17 mustahil dapat terwujudkan. Jadi, penerjemahan sains dan
filsafat Yunani-Arab natural ke dalam bahasa Latin merupakan syarat awal yang
mutlak diperlukan dalam upaya kemunculan tradisi keilmuan di Eropa. Poin penting dan faktor ini patut
digarisbawahi.
Sangatlah
penting menggarisbawahi pengakuan Grant bahwa orang Muslim memberi banyak
tambahan dari teks aslinya” untuk ide-ide Yunani sebelum di-transfer ke Barat -
sebuah fakta yang tidak diakui oleh banyak ahli sejarah sains Barat yang
subjektif. Seandainya saja orang-orang Islam tidak memberikan tambahan
apa-apa, sudah tentu mereka sekarang tidak akan membuat klaim-klaim penting
terhadap fenomena sains saat ini. Setelah mewarisi pradigma keilmuan dasar dari
orang Muslim, orang Barat kemudian membekali dirinya dengan ilmu yang dengan
segala cara bertransformasi agar siap menyambut revolusi sains. Proses
terpenting dan transformasi keilmuan ini adalah institusionalisasi. Orang Eropa
lantas membentuk institusi universitas. Aktivitas inilah yang menjadi fondasi
sains modern sejak abad pertengahan hingga sekarang ini.
4. Di antara ilmuan Muslim yang memperkenalkan dan mengembangkan empirisisme adalah Jabir
bin Hayyan, ar-Razi, dan al-Khawarizmi. Jelaskan dua saja dan jika dimungkinkan
bandingkan dengan sains modern!
Jawaban:
Tokoh besar yang dikenal sebagai “The Father of Modern
Chemistry”. Jabir bin Hayyan, merupakan seorang muslim yang ahli dibidang
kimia, farmasi, fisika, filosofi dan astronomi.Barat banyak berhutang pada
orang ini dan mereka sangat banyak mengambil faedah dari eksperimen-eksperimen
yang telah dilakukukannya. Hampir di semua perpustakan di Eropa terdapat buku
karangannya dan di sebuah perpustakaan di Paris terdapat setidaknya 50 kitab
karangannya yang beberapa diantaranya terdiri dari seribu halaman lebih.
Penemuan-penemuannya di bidang kimia telah menjadi landasan
dasar untuk berkembangnya ilmu kimia dan tehnik kimia modern saat ini. Beliau
bahkan telah dapat membuat kertas anti bakar, cat yang dapat melindungi besi
dari karat, beliau juga yang mempelopori sebelum yang lainya penggunaan zat-zat
nabati dan hewani untuk penyembuhan beberapa macam penyakit.
Jabir bin Hayyan-lah yang menemukan asam klorida, asam
nitrat, asam sitrat, asam asetat, tehnik distilasi dan tehnik kristalisasi. Dia
juga yang menemukan larutan aqua regia (dengan menggabungkan asam klorida dan
asam nitrat) untuk melarutkan emas.
Jabir bin Hayyan yang hidup di abad ke-7 dikenal ilmuwan
yang sangat teliti dalam percobaan dan dalam mengambil kesimpulan. Beliau
sering mengulang-ulang hasil percobaanya hanya untuk meyakinkan bahwa itulah
hasil akhir yang sebenarnya dari eksperimen tersebut. Beliau telah mampu
mengubah persepsi tentang berbagai kejadian alam yang pada saat itu dianggap
sebagai sesuatu yang tidak dapat diprediksi, menjadi suatu ilmu sains yang
dapat dimengerti dan dipelajari oleh manusia.
Al Razi, Ilmuwan di bidang kedokteran ini juga
mengisi waktunya dengan mengadakan serangkaian penelitian di bidang pengobatan
serta tak lupa, menulis buku. Sebanyak 10 buku ilmu perobatannya dia hasilkan
dan kini sudah terjemahkan ke dalam bahasa Latin. Buku karya Al Razi paling termasyhur berjudul Al-Hawi Fi Ilm
Al-Tadawi yang terdiri dari 30 jilid dan dirangkum ke dalam 12 bagian.
Banyak hal
baru yang dibahas dalam buku ini. Di antara yang berkaitan dengan penyembuhan
penyakit serta jenis penyakit; upaya menjaga kesehatan; punggung dan tengkuk
(yang patah); obat-obatan dan makanan; pembuatan ramuan obat-obatan; industri
kedokteran; farmasi; tubuh; pembedahan; dan pengawetan anggota tubuh. Selain
itu, juga ada mengenai pengkelasan bahan galian serta peralatan dan obat yang
digunakan lengkap dengan arahan terperinci.
Sebuah buku
lain karyanya, Al-Mansuri, berisi tentang pembedahan seluruh tubuh manusia.
Buku-buku karya Al-Razi itu lantas diterjemahkan ke dalam pelbagai bahasa dan
menjadi bahan rujukan serta panduan dokter di seluruh Eropa hingga abad ke-17. Ilmunya
yang amat mendalam berkaitan tatacara perobatan, terbukti bermanfaat dalam
usaha pencarian ramuan obat dari bahan tumbuhan dan hewan serta cara yang tepat
untuk digunakan dalam perawatan pasien. Salah satunya yang monumental, adalah
bahan serat untuk menjahit luka terbuka. Raksi kimia tak luput dari
pengamatannya. Termasuk pula di antaranya ilmu dan tata cara kimia yang
menjelaskan pemrosesan air raksa, belerang (sulfur), arsenik, serta logam lain
seperti emas, perak, tembaga, plumbum dan besi.
Kedua
ilmuwan di atas hidup sebelum lahirnya sains modern namun jika dibandingkan
antara keduanya sama-sama menggunakan metode yang sama. kedua ilmuwan ini sudah
mampu menggabungkan empirisisme dan rasionalisme sebagai dasar dalam
penerapan ilmu-ilmu mereka.
5.
Menurut
Enstein, “ilmu tanpa agama adalah buta, dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh”.
Tafsirkan pernyataan ini dengan disertai analisis persoalan penggunaan sains
yang membahayakan/mengancam bumi dan manusia saat ini!
Jawaban:
Sesuai QS. 58:11 dan 35:28, dengan sains saja tidak cukup,
tetapi harus dibarengi dengan keimanan (menjaga nilai-nilai etis) dan perasaan
diawasi Tuhan (taqwa). Penggunaan ilmu harus sesuai dengan konsep kemaslahatan
sebagai inti agama, yaitu kemaslahatan agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta
benda.
Ilmu yang tidak dibarengi dengan agama pun akan menimbulkan
berbagai masalah seperti menurunnya kualitas moral para pemilik ilmu dan
menggunakan ilmu-ilmu yang mereka miliki untuk sesuatu yang merugikan bagi
orang lian seperti: korupsi, penipuan dll. Dari sudut pandang ini, tidak
berlebihan bila diasumsikan bahwa ancaman krisis kesadaran etis pada masyarakat
yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, karena seringkali penguasaan ilmu ini
tidak dibarengi dengan etika. Padahal tanpa etika, penguasaan ilmu yang tinggi
akan menjadikan manusia sebagai frankeistein yang menimbulkan petaka.
Nuklir misalnya, produk dari ilmu ini dalam penggunaan yang
tidak dibarengi dengan ilmu agama akan berdampak sangat buruk bagi kehidupan
manusia di muka bumi, jumlah hulu ledaknya berkekuatan ribuan kali bom
Hiroshima dan Nagasaki. Kerusakan alam baik di daratan dan lautan pun banyak
disumbang oleh penggunaan ilmu yang tidak pada tempatnya. Pengrusakan
hutan-hutan dan perairan, pemanasan global yang menyebabkan menipisnya lapisan
ozon pun sangat membahayakan keberlangsungan hidup manusia dewasa ini. oleh karena itu sangat tepat Einstein berkata
“Science without religion is paralyzed, Religion without science is blind”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar