My Baby Boy |
Beberapa hari setelah melahirkan, aku ingin sekali menuliskan cerita persalinan pertamaku. Tapi hari ini baru sempat terlaksana.
Alhamdulillah, 15 November 2015 telah lahir buah hatiku yg pertama melalui persalinan normal. Sejak merasa mules sehari sebelumnya, aku sudah malas makan (ini bukan kebiasaanku lho ya karena semenjak hamil aku doyan banget makan, baik itu pagi/ siang/ malam)..
Untungnya si mak'e yang sayang banget sama anak perempuan satu-satunya ini ngerti kalo aku kemarin pengen makan mie ayam pak Andy, maka seharian itu perutku cuma terisi oleh semangkuk mie ayam yang sengaja dibelikan khusus oleh ibundaku tercinta dan tidak terisi oleh makanan apapun lainnya.
Berlanjut ke cerita ya, perutku yang mules akhirnya semakin intens kurasakan, dan sehabis ashar dengan diantar mak'e aku periksakan keadaanku ke bu bidan, dan jelaslah mules itu pertanda kontraksi mau melahirkan telah dimulai karena bu bidan memastikan bahwa aku sudah masuk ke pembukaan satu. Karena baru pembukaan satu, mak'e dan aku memutuskan untuk pulang ke rumah dulu (secara rumah bu bidan dan rumahku deket cyiin).
Cerita berubah saat mendekati waktu maghrib, aku yang mau menunaikan kewajiban sebagai umat muslim yang baik (ceilehhh) untuk sholat tiga rakaat merasa perut sudah tidak bisa diajak kompromi, pas mau ambil wudhu ke kamar mandi saja sudah susah buat berdiri apalagi jalan, dan akhirnya sholat maghrib itu ku jama' dengan sholat isya' karena badan sudah mulai lemes.
Melihat keadaanku itu, si mak'e menyarankan untuk kembali ke rumah bu bidan. Menurut mak'e mending malam itu menginap di rumah bu bidan karena takutnya tengah malam aku tiba-tiba lahiran hehe. Alhamdulillah adik laki-lakiku yang kuliah di Malang sedang libur sabtu minggu di rumah, alhasil untuk menuju rumah bu bidan aku diantar naik motor karena sudah tidak kuat berjalan.
Malam itu, ditemani mak'e, dan adik iparku, akhirnya aku menginap di rumah bu bidan (tempat praktek bersalin; red), dengan alasan lebih aman kalau ada apa-apa bisa langsung ditangani oleh yang ahli. Secara ini lahiran anak pertama jadi banyak ketakutan ini-itu yang menghantui.
Kalau mengingat peristiwa malam itu sumpah perut ini rasanya mules tiada tara, hal ini ditambah dengan kesalahan fatalku yang tidak makan secuil nasipun seharian. Jadinya badan lemes dan perut yang mulesnya datang tiba-tiba tanpa terduga membuat mata ini tak bisa terpejam walau sedetik pun. Alhamdulillah sang mak'e dan adik ipar mendampingi dan setia mijitin badan yang sudah ngalor-ngidul sakitnya.
Setelah menunggu semalaman, habis subuh sekitar pukul 04.00 wib bu bidan datang memeriksa, akhirnya aku masuk ke pembukaan empat, mungkin proses persalinan pertamaku ini termasuk ke dalam kategori yang lama, mulai merasakan sakit sejak kemarin dan pagi itu baru pembukaan empat.
Pukul 08.00 wib alhamdulillah aku sudah pembukaan lima, dan menurut bu bidan untuk menuju pembukaan selanjutnya akan lebih cepat. Namun kenyataan mengatakan lain, sampai pukul 09.00 wib pembukaan yang ditunggu tidak kunjung datang, akhirnya bu bidan pun megisyaratkan jika sampai pukul 12.00 tidak ada perubahan signifikan, maka aku harus dirujuk ke rumah sakit untuk dilakukan tindakan operasi caesar.
Untuk meminimalisir kemungkinan caesar, akhirnya bu bidan memberikan obat pendorong melalui infus yang menempel di tangan kiriku maklum efek nggak makan seharian kemarin, jadi aku harus diinfus untuk menambah stamina pas mau mengeluarkan si dedek bayi (oh ya... Setelah 25 tahun, ini infus pertama yang sukses ditempel di tubuhku lho ;P).
Alhamdulillah beberapa menit setelah diberi obat pendorong, aku merasakan kontraksi yang semakin bertambah dari sebelumnya. Proses itu berlangsung begitu cepat, kurasakan ada rembesan air yang tiba-tiba keluar dari rahimku. Kata bu bidan itu air ketubanku (wah,,, kalau air ketuban sudah keluar semakin paniklah semua yg ada di ruangan itu... Takut kehabisan ketuban katanya).
Setelah pecah ketuban, rasa sakit di perut semakin menjadi-jadi, kontraksi itu membuat pembukaan semakin cepat. Akhirnya setelah sekitar 25 menit, di ruangan itu kulihat bu bidan beserta asistennya sudah memakai pakaian pelindung, mak'e dan mbak zum yang menungguiku kulihat semakin panik, sakit yang kurasa semakin membuatku ingin mengeluarkan sesuatu dari rahimku. Dengan kebesaran dan kasih sayang Allah SWT pukul 09.30 wib alhamdulillah makhluk kecil berjenis kelamin laki-laki itu berhasil terlahir ke muka bumi ini dengan ditandai tangisannya yang kencang mengubah suasana panik menjadi haru untuk beberapa saat kemudian.
Walhasil, hari itu Ahad Pon, 15 November 2015, pukul 09.30 wib. Si Barep lanang terlahir dengan sehat, berat badan 3,2 kg. Panjang 50 cm, kami beri nama dia "Ahmad Farel Ibnu Rusyd" semoga kelak ia akan menjadi anak yang sholeh, berilmu, kebanggaan dan kehormatan orangtuanya sesuai dengan namanya Aamiin.
FYI: dalam persalinan pertamaku ini tidak ada sosok suami tercinta secara lahir, hal ini dikarenakan pekerjaannya di negeri jiran. namun perhatian, support, dan do'anya selalu menemani kami selama proses persalinan berlangsung sampai buah hati kami selamat terlahir ke dunia ini.
Buah hatiku sehabis digundul (´∀`) |
2 komentar:
wah selamat ya mbak happy....
Iya mas terima kasih atas ucapannya (●´∀`●)
Posting Komentar