Istilahnya adalah waktu luang. Waktu luang adalah waktu sela diantara waktu yang diperuntukkan bagi pekerjaan utama kita.
Kita mungkin mempunyai pekerjaan utama tempat kita menumpahkan sebagian
besar waktu untuk menjalani hidup. Hidup menjadi bermakna karena kerja,
dan kerja bagi kita adalah pekerjaan utama kita. Pekerjaan utamalah
yang menyedot waktu terbanyak. Begitulah yang pada umumnya kita alami
dan rasakan.
Sesuai
dengan sebutannya, waktu luang, dia berada di luar waktu kerja utama.
Mungkin usai ngantor, kalau kita pegawai kantoran. Mungkin pula dia
waktu pagi sebelum kita hadir ke tempat kerja. Tentu saja waktu luang
tak banyak jumlahnya dibandingkan dengan waktu yang diambil untuk
pekerjaan utama. Bisa satu jam, dua jam, tiga jam, atau lebih. Mungkin
hanya Sabtu dan Minggu. Walau tak banyak ada waktu luang, di waktu
itulah kita menumbuhkan bibit-bibit keunggulan. Benarkah?
Mari
kita lihat. Bagi sebagian orang, waktu luang adalah waktu untuk
beristirahat. Bagi sebagian lainnya waktu luang adalah saat yang bagus
untuk bertemu teman-teman atau bersosialisasi. Bagi sebagian lainnya
lagi, waktu luang sama dengan waktu kreatif, saat-saat bersemainya
bibit-bibit keberhasilan. Banyak orang berhasil dalam kehidupannya bukan
pada waktu yang dialokasikan untuk pekerjaan utama, melainkan pada
waktu luang. Jadi, waktu luang itu ternyata bisa demikian menjanjikan
bagi si pengguna.
Bagi orang-orang yang kreatif, cerdas, dan penuh inisiatif,
waktu luang bisa berarti banyak. Pada saat itu ia bisa menemukan dan
menggali kemampuan dirinya dalam bidang yang diminati. Ia bisa menekuni
hobinya yang berawal dari dorongan hati, passion. Dia memanfaatkan waktu luang untuk sesuatu yang menyenangkan sekaligus menghasilkan.
Pun, pada waktu luang dia mengekplorasi kemampuan dirinya secara total.
Dia berkarya dengan penuh minat, dari hari ke hari. Dalam banyak kasus,
waktu luang yang dimanfaatkan dengan baik bisa menjadi momentum untuk
menapaki hidup yang lebih berarti, hidup yang lebih bermakna.
Ada yang memanfaatkan waktu luang untuk menulis artikel atau buku, ada yang mengisinya untuk
megekspresikan diri melalui kegiatan melukis, membuat boneka, membuat
makanan camilan, menjahit, dan sebagainya. Pada awalnya hanyalah sebuah
hobi yang dikerjakan dengan penuh gairah. Apa yang kemudian terjadi?
Seorang sahabat yang PNS, memanfaatkan waktu luangnya untuk melukis. Hal
itu dijalaninya dari tahun ke tahun, dan hasilnya: kini dia termasuk
salah seorang pelukis Bali yang terkenal. Banyak lukisannya dikoleksi
oleh para kolektor dari dalam dan luar negeri. Dengan penghasilan dari
melukis, dia bisa memberikan pendidikan tinggi bagi kedua anaknya dan
meningkatkan kesejahteraan hidup keluarganya.
Waktu yang sedikit itu ternyata demikian berarti kalau dimanfaatkan dengan baik. Kemakmuran, prestasi, dan kebahagiaan hidup ternyata tidak selalu terlahir dari pekerjaan utama, melainkan dari waktu luang. Adakah Anda sudah memanfaatkan waktu luang yang ada? Selamat.